Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Movie Time: Paa

Gambar
  PAA --(Sekali Lagi) Tentang Cinta--   *pict from www.pinterest.com   Saya suka film India. Adakah yang satu selera dengan saya?  😁😁. Favorit saya nih: Barfi, My Name is Khan, Taare Zameen Par, Khabhi Khushi Khabi Gham,  Kuch Kuch Hota Hai dan ini yang terakhir, Paa. Masih banyak yang lain. Tetapi beberapa judul di atas sudah mewakili tiap genre ya.  Ada banyak hal yang saya dapat dari beberapa film tersebut. Tentu saja selain mata jendol setelah selesai nontonπŸ˜…πŸ˜…. Film Paa ini contohnya. Film ini berkisah tentang penyakit kelainan genetik, yang disebut Progeria. Sangat jarang terjadi di dunia. Dari 46 negara, terdapat 134 anak yang mengalami penyakit langka ini. Progeria disebabkan kelainan genetik langka akibat kesalahan mutasi gen. Nih, gara-gara nonton film ini, saya jadi penasaran tentang progeria. Anak yang menderita penyakit ini,tubuhnya akan tumbuh dan menua lebih cepat. Film yang rilis tahun 2009 ini mengisahkan tentang pasangan Amol Arthe (Ab

Movie Time: Bumi Manusia

Gambar
BUMI MANUSIA --Tragedi Cinta Anak Pribumi-- Fresh from the oven niihh. Baru banget pulang nonton Babang Minke 😊. Pertama,ini film durasi panjaaanggg, 2 jam 52 menit. Sebelum nonton sebaiknya ke toilet dulu yes. Selama nonton, jangan kebanyakan minum, ganggu banget kalo harus bolak-balik πŸ˜…. Kedua, yang udah baca novelnya,coba tinggalkan dulu kenangan bersamanya,eh maksudnya fokus ke filmnya dulu. Biar nggak membandingkan antara film dan novel. Supaya nggak ada pertanyaan, which one is better?. Karena versi novel tentu saja berbeda dengan filmnya. Oke? Awesome😍. Itu kesan yang saya dapat setelah menonton film Bumi Manusia. Saya bukan penggemar karya-karya Hanung,bukan juga penggemar ber at Pramoedya Ananta Toer dan bukan fans Iqbaal Ramadhan. Tapi,saya memang sudah membaca novel Bumi Manusia. Jad i sebenarnya, sebelum nonton film ini belum banyak buku Pramoedya yang saya baca 😊.Ini buku kedua setelah sebelumnya selesai baca 'Sekali Peristiwa di Banten Sela

Movie Time: Angel Has Fallen

Gambar
ANGEL HAS FALLEN --Another Has Falle n--         Sebagai penggemar film action (saya mah penggemar semua genre film, dari mulai action, film romance,horor, komedi, apalagi kalau dibayarin nontonnya πŸ™ˆπŸ™ˆ), saya nunggu banget nih film Angel Has Fallen (AHF) . Film ini adalah film ketiga setelah Olympus Has Fallen (2013) dan London Has Fallen (2016). Sebelum review filmnya, mau cerita sedikit nih perjuangan hingga akhirnya bisa nonton film ini. Hasil stalking di ig @suryayudhacinema, film ini akan turun layar hari selasa. Umurnya cuma lima hari di Banjarnegara (naik layar dari tanggal dua puluh tiga πŸ˜…πŸ˜…). Langsung dong ke SYC. Pas sampai di depan loket, mbak-mbak tiket bilang, harus nunggu dulu karena jumlah minimal penonton dalam satu cinema adalah tujuh. Dan saya nomor wahidπŸ˜†. Padahal waktu itu sudah jam 15.30. Sepuluh menit kemudian, terkumpullah (hanya) lima orang. Kami mengobrol di satu sudut ruang tunggu. Topiknya? Apalagi kalau bukan London Has Fallen (LHF)

Movie Time: BEBAS

Gambar
                                                                            BEBAS                                                                  --That's What Friends Are For-- Maksud hati pengen seperti yang terpampang nyata di premiernya. Nonton film Bebas, dengan penonton yang membludak. Terus di akhir film,pas credit title  nyanyi lagu Bebas-Iwa K bareng-bareng satu cinema. Namun apalah daya, tak kesampaian. Kenapa?. Cuss.. baca cerita di bawah ini πŸ˜‰πŸ˜‰. Sebelumnya  nih, cerita dulu ya. Pas nonton film Hayya beberapa waktu lalu, jumlah penonton sangat membludak. Hampir penuh satu cinema. Hari itu adalah hari ketiga setelah naik layar. Kelar nonton Hayya, salah satu film yang ditunggu ya ini, Bebas. Saya kira,hari pertama langsung membludak,apalagi lihat artis pendukung dan promo-nya yang luar biasa. Tapiiii...ternyata kejadian lagi kayak pas nonton "Angel Has Fallen", harus nunggu karena jumlah penonton belum tujuh. Lebih tepatnya,baru saya sama

Movie Time: IMPERFECT

Gambar
             IMPERFECT   --Tentang Insekyur dan Bersyukur-- *pict from:goole Ada dua alasan mengapa saya nonton film Imperfect. Pertama, karena Reza Rahadian πŸ™ˆ . Kedua, karena Fiersa Besari si penyanyi soundtrack film ini: "Pelukku Untuk Pelikmu" 😍 . Reza, jangan ditanya. Saya fans Reza dari zaman doi masih wira-wiri jadi bintang ftv. Urusan akting nggak diragukan lagi ya. Kalo Fiersa, saya tahu dari Adiba nih. Lagu-lagunya keren-kereeenn 😍 . Film kelima Ernest Prakarsa ini kalo menurut Kompas, semacam "surat cinta bagi mereka yang dipandang tak sempurna". Isu body shaming yang belakangan kembali marak dikemas apik menjadi tema utama film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama, 'Imperfect' karya Meira Anastasia aka istri Ernest. Paket hemat nih Ernest. Dari novel istri, dijadikan film. Doi sendiri sutradaranya. Main juga dia di situ πŸ˜„ . Film drama komedi ini lucu, tapi nggak garing πŸ˜„ . Geeerrr terus deh tiap detiknya. Ada si