Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Jalan Kamboja No. 13 (part 4--end)

Gambar
 Jalan Kamboja No. 13 (part 4--end) pict from picsart "Allahu Akbar..Allahu Akbar... Allahu Akbar " Tejo terus berdzikir. Tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggil namanya dan di saat yang sama, lampu kamar padam. Tejo masih berdiri di depan jendela yang terbuka. Padahal ia yakin, tadi sore sudah menguncinya.  "Mas Tejo..." kembali terdengar sebuah suara memanggil namanya.  Tejo langsung membalik badan. Namun karena gelap, Tejo tidak dapat melihat dengan jelas. Hanya saja, Tejo merasakan kehadiran sesuatu di sekitarnya. Entah apa atau siapa. Tejo tidak tahu. Alam benar-benar berkonspirasi menguji nyalinya. Lampu kamar yang mendadak padam, hujan deras yang tiba-tiba turun. Ditambah dengan gelombang cahaya yang berjalan jauh lebih cepat daripada gelombang suara menghasilkan kilatan petir dan guntur yang memekakan telinga.  Tejo mencoba tetap tenang. Ia merapal doa ketika mendengar petir.  "Allahumma baarik lanaa" " Aduh, kenapa malah doa mau makan"

Jalan Kamboja No.13 (part 3)

Gambar
  Jalan Kamboja No. 13 (part 3) pict from picsart Mereka berdua saling menatap, Tejo dan Surti berbaju putih. Hanya tiga detik, karena tepat saat Tejo berkedip, Surti menghilang. Secepat kilat, Tejo berlari kembali ke dalam rumah. Telepon yang masih dalam sambungan segera dimatikan.  "Surti!!! Budi!!!." Teriak Tejo sejak langkah pertama setelah turun dari motor. Teriakan Tejo masih terus terdengar hingga ia masuk ke dalam rumah.  "Ada apa,Mas? Kenapa teriak sih?" sungut Surti sambil tergopoh-gopong keluar dari kamar. Tejo masih terengah-engah. Ia setengah membungkuk dengan kedua tangan memegang lututnya. Sambil mengatur nafas, mata Tejo menatap sekeliling mencari keberadaan Budi.  "Kamu di sini?" pertanyaan Tejo membuat Surti mengerutkan dahi.  "Ya di sini. Memangnya mau di mana lagi?"  "Budi mana?"  "Itu di kamar. Minta ganti baju yang gambar Upin Ipin" jawab Surti sambil berlalu ke kamar, meninggalkan Tejo yang masih terkeju

Jalan Kamboja No.13 (part 2)

Gambar
 Jalan Kamboja No. 13 (part 2) Jalan Kamboja No.13 (part 2) pict from picsArt Sejak awal mengenal Surti, Tejo kira wanita yang kini telah menjadi istrinya ini adalah orang yang penakut. Bukan termasuk phasmofobia, namun ia orang yang sangat tidak menyukai daerah yang sepi. Bahkan sejak menikah dan memutuskan mengontrak rumah, Surti berpesan agar Tejo mencari rumah yang dekat dengan tetangga. Surti juga tidak suka gelap. Awal menikah, mereka sempat ribut kecil, gara-gara Surti tidak bisa tidur dalam keadaan gelap, sedangkan Tejo tidak bisa tidur dalam keadaan lampu menyala. Tapi semua berubah sejak mereka tinggal di rumah besar itu. Siapa yang menolak uang sewa semurah itu kan?. Ya, demi uang sewa yang murah, Surti pun berubah. Ia menyukai sepi dan gelap.  "Lho, dik, dari mana?  Aku kira dari tadi di kamar, nidurin Budi." Tejo yang sedang menonton televisi menatap heran sang istri yang sedang menuruni tangga. Tejo bahkan tidak mengetahui kapan Surti naik, saking fokusnya pada

Novela: Jalan Kamboja No. 13 (part 1)

Gambar
  Jalan Kamboja No. 13 (part 1)                                                   edit pict. picsart Hari menjelang senja, saat sepasang suami istri tiba di sebuah rumah tua di dukuh Purwosari. Sang istri turun dari motor dan menyerahkan helm kepada suaminya. Mata sang istri tak lepas menatap bangunan tua di hadapannya.  "Mas, gede banget rumahnya"  "Katanya mau yang gede. Dikasih gede malah mengeluh. Yuk, masuk" Tejo menarik tangan Surti, istrinya. Mereka berdua langsung masuk ke rumah tua itu.  "Kunci udah di Mas Tejo?" tanya Surti saat Tejo mengeluarkan kunci dari sakunya.  "Iya, tadi Mas ke rumah Pak Karman.  Kuncinya disuruh bawa. Biar nggak bolak-balik." senyum cerah Tejo terlihat jelas saat ia mengajak Surti masuk ke rumah itu.  "Ini apa nggak terlalu besar, Mas?. Cuma buat bertiga lho." Surti masih melakukan room tour , sambil membuka satu persatu kamar di lantai satu. Tejo mengikuti dari belakang.  "Rumah ini harga sewany