Postingan

Gambar
  PULIH (Review Film Ketika Berhenti Disini)                                                                                                          pict from instagram @ketikaberhentidisinifilm  Pertama, mau sungkem dulu sama penulis skenarionya. Baguuss bangeett๐Ÿคฉ๐Ÿ‘. Ngikutin karier Prilly dari zaman jadi sohibnya manusia serigala, lalu FTV, film dan series2nya, buat saya so far, menjadi Dita adalah favorit saya (bahkan dibanding saat beradu akting dengan the one on only Reza Rahadian di My Lecturer My Husband , saya lebih jatuh cinta dengan Dita ๐Ÿ˜). Dita berhasil menyeret saya ke dalam labirin emosi dan merayakan kehilangan di dalamnya. Gimana tertatihnya dia untuk bisa berdamai dengan keadaan benar-benar kayak naik roller coaster. Bermula sempat denial, lalu boundaries semu yang ia buat justru jadi semacam bom waktu yang siap meledak kapan aja. Sedih, kecewa, marah, takut, semua emosi sampai banget ini di hati๐Ÿ‘. Lagi-lagi terkesima dengan akting Bryan Domani setelah first impres

Keep Shining, You Deserve It (Review Film Kembang Api)

Gambar
  Keep Shining, You Deserve It  (Review Film Kembang Api)        Termakan bujuk rayu Adiba, "Ma, ada film bagus. Yang main Hanggini". Meluncurlah kami berdua ke bioskop kesayangan di kota tercinta, Banjarnegara ๐Ÿฅฐ . Seperti biasa, agak deg-degan pas mau nonton, khawatir nggak diputar jika penontonnya kurang dari lima. Alhamdulillah, meski head to head dengan Virgo and The Sparklings, Kembang Api bisa kami nyalakan dengan enam penonton ๐Ÿค— . Nyariiisss ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜… .     Adaptasi film Jepang           Sebelum nonton, berbekal review di Twitter, saya cukup penasaran dengan film ini. Di tengah gempuran film horor, cerita putih abu-abu dengan segala dinamikanya, atau kisah marriage life, Kembang Api hadir membawa warna baru. Film yang merupakan adaptasi resmi dari karya sineas Jepang Yoshio Kato berjudul 3ft Ball & Souls yang rilis pada tahun 2017 lalu, mengangkat tema tentang kesehatan mental.         Nonton film ini jadi ingat Drama Korea Nine dengan time travel -nya. Bedany
Gambar
  Tikungan Tajam di Sepertiga Malam   Ruang Semesta   Selalu terkesima dengan cara kerja semesta diam-diam lalu tiba-tiba ada   Terimakasih sudah datang menjemputku, Cinta tak kuduga secepat ini engkau hadir bismillah ya, aku dan kamu   kita, untuk selamanya sehidup sesurga   (Bulan untuk poros hidupnya)        "Om, ingat temanku, Bulan?" tanya Panji sambil menyeduh kopi hitam, mengaduk dan menghirup aromanya. Pagi dan kopi menjadi ritual Panji untuk mengawali hari.      "Anak tetangga sebelah rumah?." Bumi menjawab di tengah aktivitasnya di Dapur Ibu . Sesekali obrolan mereka diselingi instruksi Bumi kepada pegawainya.      " Exactly. Waktu TK, mau ada pentas di sekolah, aku pake kostum tentara, Bulan pake kostum dokter, lalu..."      "Kamu batal berangkat gara-gara kostumnya ketumpahan susu." Bumi memotong kalimat Panji. Ia tersenyum mengingat moment itu. Dulu, setiap libur sekolah, Bumi selalu berkunjung ke Jaka

Jalan Kamboja No. 13 (part 4--end)

Gambar
 Jalan Kamboja No. 13 (part 4--end) pict from picsart "Allahu Akbar..Allahu Akbar... Allahu Akbar " Tejo terus berdzikir. Tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggil namanya dan di saat yang sama, lampu kamar padam. Tejo masih berdiri di depan jendela yang terbuka. Padahal ia yakin, tadi sore sudah menguncinya.  "Mas Tejo..." kembali terdengar sebuah suara memanggil namanya.  Tejo langsung membalik badan. Namun karena gelap, Tejo tidak dapat melihat dengan jelas. Hanya saja, Tejo merasakan kehadiran sesuatu di sekitarnya. Entah apa atau siapa. Tejo tidak tahu. Alam benar-benar berkonspirasi menguji nyalinya. Lampu kamar yang mendadak padam, hujan deras yang tiba-tiba turun. Ditambah dengan gelombang cahaya yang berjalan jauh lebih cepat daripada gelombang suara menghasilkan kilatan petir dan guntur yang memekakan telinga.  Tejo mencoba tetap tenang. Ia merapal doa ketika mendengar petir.  "Allahumma baarik lanaa" " Aduh, kenapa malah doa mau makan"